Menumbuhkan Rasa Cinta Dan Mengidolakan Rasulullah Saw Melalui Dialog Imajiner

Saripuddin Lubis

Abstract


Dewasa ini kehidupan manusia sudah semakin disibukkan dengan urusan duniawi. Kehidupan dunia, dengan segala hingar bingarnya, yang selalu menawarkan keindahan, kegembiraan, dan segala kebahagiaan. Namun kehidupan yang hanya menawarkan keindahan, kegembiraan, dan kebahagiaan semu tersebut terus diburu oleh manusia tersebut. Kehidupan semu itu pula yang membuat manusia kadang lupa kalau masih ada kehidupan setelah kehidupan semu tersebut. Bahwa masih ada sebuah kehidupan, tempat manusia mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia, pada sebuah kehidupan yang abadi.

Keadaannya tidak pula berbeda dengan kondisi remaja kita saat ini, siswa yang masih mengenyam pendidikan, apalagi yang sama sekali tidak mengenal pendidikan. Para remaja kita selalu dikejar-kejar waktu untuk mengisi hari-harinya. Mulai dari bangun tidur, ke sekolah, bimbingan belajar, belajar malam di rumah. Begitu seterusnya, dan tujuannya hanya untuk mengagung-agungkan dua buah kata yang bernama: masa depan! Yang disayangkan, konsep masa depan yang ada dalam pikiran siswa (mungkin juga orang tuanya) adalah masa depan untuk kehidupan dunia. Tidak pernah terpikir kalau masa depan yang sesungguhnya adalah kehidupan ukhrawi.

Untuk    itu         dalam tulisan ini akan dicoba dikembangkan sebuah pembelajaran berwawancara yang kreatif dalam bentuk dialog imajiner dengan Rasulullah SAW. Pembelajaran dengan dialog imajiner dengan Rasulullah SAW ini diharapkan akan mampu meggali potensi siswa yang terpendam dan diwujudkan dengan kreativitas yang tinggi. Yang paling utama lagi adalah tumbuhnya rasa cinta kepada Rasulullah SAW dan membentuk sebuah sikap dalam diri mereka, bahwa yang pantas dan harus mereka idolakan setelah Allah SWT adalah Rasulullah SAW.

Setelah dicobakan dalam sebuah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dalam dua siklus, maka pembelajaran ini ternyata sangat berhasil. Perolehan nilai rata-rata siswa sangat bagus, yaitu 85,95 pada siklus utama. Selain itu, tanggapan siswa dan guru teman sejawat pada pembelajaran ini sangat apresiatif. Hampir semua siswa merasa senang dengan pembelajaran ini karena mereka seperti dipertemukan dengan idola mereka yang sangat mereka rindukan untuk bertemu, yaitu Rasulullah SAW.

Yang paling penting adalah, siswa ternyata telah mampu mengubah paradigma yang selama ini mengidalakan artis, politikus, negarawan, atlet, dan sebagainya dan setelah PBM mereka mulai mengidolakan Rasulullah SAW. Ini berarti siswa-siswa tersebut diharapkan akan mulai menggali lebih mendalam lagi tentang Rasulullah SAW, terutama tentang kepemimpinannya yang sangat dicintai, sangat dipercaya, pembimbing, sangat berkepribadian, dan pemimpin abadi.

Karena itu pula, pembelajaran ini sangat baik dan sesuai digunakan dimana saja, tanpa melihat ruang dan waktu karena medianya hanya menggunakan teknik imajiner. Hasil imajinasi tersebut kemudian dituangkan ke dalam sebuah laporan hasil wawancara yang tentunya sangat menarik perhatian siswa.


Full Text:

PDF

References


Agustian, Ary Ginanjar. 2005. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual (ESQ). Jakarta: Penerbit Arga.

AM, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo :Persada.

Arikunto, Suharsimi Dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Denny, Richard. 2006. Communicate to Win (Kiat Komunikasi yang Efektif

dan Impresif). Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia Respon dan Analisis. Jakarta: Dian Dinamika Press.

Ismail, Taufik. 2003. Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincang Mengarang (Pidato Penganugerahan Gelar Kehormatan Doctor Honoris Causa di Bidang Pendidikan Sastra. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Kompas. 2006. “UN Juga Berarti “Ujian” untuk Sekelurga” Artikel. dalam Kompas edisi 9 Juli 2006. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.




DOI: http://dx.doi.org/10.30821/eunoia.v3i1.2589

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

INDEXING