KURIKULUM 2013: QUO VADIS MUTU MADRASAH

Ahmad Ta’rifin

Abstract


Kurikulum 2013 diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, termasuk madrasah. Meski demikian, kehadiran Kurikulum 2013 yang “tergesa-gesa” dan “dipaksakan” penerapannya pada tahun ajaran 2013/2014 memunculkan spekulasi, mungkinkah Kurikulum 2013 menjadi harapan baru bagi peningkatan mutu madarasah. Pengalaman menunjukkan bahwa pemberlakuan Kurikulum 2006 (KTSP) sebagai pengganti Kurikulum 2004 (KBK) tak berarti banyak. Alih-alih mendorong guru menjadi manusia kreatif, inovatif dan mandiri berbasis problem lokalitas, guru justru terjebak kepada rutinitas membuat silabus berbasis “copy paste”. Aturan-aturan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang lebih kompleks – dari standar kompetensi, standar proses, standar isi, hingga standar penilaian otentik-- tetapi dengan pemahaman guru yang masih bias ditambah belum siapnya stakeholder di lingkungan madrasah, akan berdampak terhadap output Kurikulum 2013 yang rendah. Di sinilah signifikansi strategi implementasi Kurikulum 2013 dengan menempatkan guru sebagai ujung tombaknya, dan buku berkualitas sebagai media utama yang mampu meningkatkan kecerdasan afektif (spiritual dan sosial), kognitif, dan psikomotorik peserta didik secara integratif.

Keyword: Kurikulum 2013, mutu madrasah


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.30829/tar.v21i2.15

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


CURRENT INDEXING
 

 

Creative Commons License

Jurnal Tarbiyah by UIN Sumatera Utara Medan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/about/submissions#copyrightNotice.